terharu terharu...
ayooo kita rajin menulis dan membaca

Selasa, 22 Februari 2011

Pemanfaatan Ekstrak Biji Anggur ( Vitis Vinifera) sebagai Hand Sanitizer Spray

Pemanfaatan Ekstrak Biji Anggur ( Vitis Vinifera) sebagai Hand Sanitizer Spray

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia untuk beraktivitas terutama dalam kehidupan modern dewasa ini. Gaya hidup modern menuntut manusia untuk selalu bergerak cepat dan menggunakan waktunya seefisien mungkin. Tuntutan zaman yang sedemikian mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit yang dapat menghambat gerak dan mengurangi efisiensi waktunya ( Wahyono, 2010).
Salah satu penyakit yang banyak menjangkiti masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi. Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO tahun 1998, lebih dari 45% kematian yang terjadi di negara-negara ASEAN adalah akibat penyakit infeksi. Penyakit infeksi masih menempati urutan pertama penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di negara berkembang. Bagi penderita, penyakit infeksi tidak hanya menyebabkan penderitaan fisik tapi juga penurunan kinerja dan produktivitas( Wahyono, 2007)
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur, dan dapat terjadi di masyarakat (community acquired) maupun di rumah sakit (hospital acquired) (Wahjono, 2007).
Penyakit infeksi menular dan menyebar dengan mudah melalui tangan. Oleh karena itu sering mencuci tangan adalah suatu keharusan dalam rangka untuk menangkal kuman penyebab penyakit yang ditularkan melalui kontak yang sering dengan orang lain. Salah satu cara pencegahan infeksi yang ditetapkan oleh Center for Disease Control adalah dengan penggunaan antiseptik untuk membersihkan tangan atau bagian tubuh lainnya yang tercemar darah atau cairan tubuh lainnya ( Bailey, 2010).
Alkohol merupakan bahan antiseptik yang banyak digunakan sebagai bahan aktif pada sediaan hand sanitzer yang benyak beredar. Alkohol sebagai disinfektan mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Akan tetapi karena merupakan pelarut organik maka alkohol dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Disamping itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit (Dryer, 1998, Jones, 2000, Snyder, 1999)
Meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan alam atau “back to nature”, ditanggapi dengan banyaknya produk- produk topikal berbahan aktif tanaman untuk perawatan kesehatan, kosmetik dan pencegahan penyakit. Hand Sanitizer yang berasal dari bahan alam lebih aman digunakan, tidak mengandung zat kimia berbahaya, tidak merusak pernafasan, aman untuk anak-anak dan biodegrable ( Zerbe, 2010).
Biji anggur merupakan salah satu contoh pengobatan tradisional yang belum banyak dikembangkan di Indonesia. Biji anggur merupakan bagian dari buah anggur yang banyak dibuang oleh masyarakat karena rasanya yang sepat dan kurang enak. Hal ini juga dikarenakan masyarakat belum memahami kandungan apa saja yang terdapat di dalam biji anggur tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji anggur (Vitis vinifera) diketahui kaya akan polifenol, yang mempunyai aktivitas terapi seperti imunomodulator, antioksidan, antimutagenik, antibakteri dan analog hormon . Senyawa fenol yang terkandung dalam ekstrak biji anggur telah diketahui kemampuannya dalam merusak sel mikroba dengan mengubah permeabilitas selektif membran plasma, yang menyebabkan kebocoran substansi penting intraseluler. Tahun 2008, Peng dkk telah menunjukkan aktivitas Grape Seed Ekstract (GSE) terhadap patogen gram positif termasuk methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) ( Herman, 2010)
Menurut Centers for Disease Control, MRSA merupakan jenis bakteri gram positif yang sering menyebabkan infeksi kulit, pneumonia, septiemia, dan abses dalam, tetapi tidak berespon terhadap kebanyakan antibiotika (Herman, 2010).
Spray merupakan bentuk sediaan cair yang digunakan dengan cara disemprot, mengandung satu atau lebih zat aktif dalam wadah kemas tekan dan dapat digunakan untuk obat dalam ataupun obat luar (Ditjen POM RI, 1995). Sediaan Hand Sanitizer spray merupakan produk inovasi antiseptik tangan yang memberikan efek dingin pada kulit dan mudah menyerap ke dalam pori-pori.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat gagasan untuk memanfaatkan ekstrak biji anggur senagai sediaan Hand Sanitizer Spray yang efektif, praktis, aman dan tidak menimbulkan reaksi alergi pada kulit bahkan pada jenis kulit yang sensitif.
Tujuan Penulisan
Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah:
a. Tujuan Umum
Memberikan gagasan alternatif untuk mencegah penyakit infeksi pembuatan sediaan Hand Sanitizer Spray yang efektif, aman dan praktis dalam penggunaanya.
b. Tujuan Khusus
Mendorong penelitian dan pengembangan ekstrak biji anggur ( Vitis vinifera) sebagai bahan yang poten untuk antiseptik tangan sehingga dapat dijadikan sediaan Hand Sanitizer Spray.
Manfaat Penulisan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat :
1. Mendapatkan kajian ilmiah tentang potensi biji anggur ( Vitis vinifera)
2. Meningkatkan komoditas biji anggur ( Vitis vinifera) menjadi sediaan Hand Sanitizer spray sehingga memberikan nilai tambah bagi pemanfaatan ekstrak biji anggur terutama dalam sediaan kosmetika bentuk spray yang praktis dalam penggunaannya.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak biji anggur dapat digunakan untuk mencegah penyakit infeksi.

GAGASAN
Infeksi

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan ini.Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organisme). Kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan vektor (Ahira, 2011).
A. Contoh-contoh penyakit infeksi :

1. Penyebab penyakit adalah bakteri (jasad renik atau kuman)
• TBC : ditularkan melalui udara
• Tetanus : melalui luka yang kotor
• Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
• Pneumonia : lewat batuk (udara)
• Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
• Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)
2. Penyebab penyakit adalah virus (kuman yang lebih kecil daripada bakteri)
• Selesma, influensa, campak, gondok : ditularkan melalau udara, batuk, ataupun lalat
• Rabies : melalui gigitan binatang
• Penyakit kulit : melalui sentuhan
3. Jamur
Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha: ditularkan melalu sentuhan atau dari pakaian yang dipakai secara bergantian
4. Parasit internal (hewan yang berbahaya yang hidup di dalam tubuh)
• Disentri: ditularkan dari kotoran ke mulut
• Malaria: melalui gigitan nyamuk
5. Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang hidup pada permukaan tubuh)
Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis: penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian ( Block, 2001).


Ekstrak Biji Anggur ( Vitis vinifera)
Grape seed extract/GSE (Vitis vinifera) diketahui kaya akan polifenol, yang mempunyai aktivitas terapi seperti imunomodulator, antioksidan, antimutagenik, antibakteri dan analog hormon. Lebih lanjut, GSE merupakan sumber yang kaya bioflavonoid yang dikenal dengan grape seed proanthocyanidines extract (GSPE). Senyawa fenol telah diketahui kemampuannya dalam merusak sel mikroba dengan mengubah permeabilitas selektif membran plasma, yang menyebabkan kebocoran substansi penting intraseluler (Herman, 2010)
GSE ternyata dapat menghambat aktivitas dihidrofolat reduktase dan pertumbuhan Staphylococcus aureus dimana S. aureus merupakan salah satu patogen yang paling sering menyebabkan infeksi dan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Kandungan intraseluler tetrahidrofolat yang merupakan jenis folat yang terindentifikasi dalam S.aureus secara bermakna juga menurun jika GSE terpapar oleh GSE (Herman, 2010)
Menurut Centers for Disease Control, MRSA merupakan jenis bakteri gram positif yang sering menyebabkan infeksi kulit, pneumonia, septiemia, dan abses dalam, tetapi tidak berespon terhadap kebanyakan antibiotika. Ekstrak biji dan kulit anggur tersebut telah diuji aktivitasnya terhadap 43 strain MRSA dengan studi difusi gel, pertumbuhan dan respirometrik. Hasilnya menunjukkan bahwa semua strain MRSA ditemukan sensitif terhadap GSE. Penghambatan lengkap semua strain bakteri ditemukan pada konsentrasi ekstrak prontosianidin biji anggur mentah (GSPE) 3 mg/mL, yang ekuivalen dengan flavonoid 20,7 mikrogram/mL. Aktivitas antibakteri bersifat bakterisidal yang ditunjukkan dengan kerusakan dinding sel bakteri dalam pemeriksaanscanning dan mikroskop elektron transmisi. Penemuan aktivitas antibakteri dalam GSE dapat mempunyai makna dalam kemajuan terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh MRSA (Herman, 2010).
Kulit anggur juga memiliki kandungan resveratrol yang merupakan sumber penting dari flavonoids, termasuk katekin, quercetin, prosianidin, dan antosianin.
Resveratrol ditemukan pada sebagian besar kulit buah anggur. Penelitian beberapa tahun terakhir menyimpulkan, resveratrol kemungkinan dapat membantu awet muda dan mencegah kanker.
Khasiat lain yang dimiliki anggur adalah untuk mengatasi kelelahan dan hipoglikemi karena kandungan gula alaminya yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk glukosa dan fruktosa. Jus anggur dipercaya dapat mencegah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit infeksi virus seperti influenza, polio dan herpes ( Mayer, 2008).
Komponen Volatile dari biji anggur mengandung sejumlah kecil komponen volatile terutama 2,6 tert-butil kresol, 2,1 atil alkohol, nonanal, limolinen dan senyawa lain.Sebagian besar zat yang terdapat dalam biji anggur adalah alkohol, fenol, triterpenoid memiliki aktivitas biologis yang tinggi ( Mayer, 2008).

Ekstraksi Biji Anggur
Ekstrak etanol biji anggur varietas biru didapat dengan cara sebagai berikut; serbuk biji anggur varietas biru diekstraksi secara maserasi kinetik, menggunakan pelarut etanol (80%) selama 1 jam, kemudian ekstrak tersebut diendapkan selama semalam, ampas diekstraksi kembali dengan cara yang sama, sampai sekurang-kurangnya 3 kali pengekstraksian, agar semua zat dapat terlarut semua kedalam larutan ekstraksi dengan asumsi filtrat yang terakhir sudah bening, lalu hasilnya dapat dicampur dan dipekatkan dengan rotary evaporator
( Suryani, 2008).


Pihak – Pihak Terkait
Dalam penelitian dan pembuatan Hand Sanitizer dari Ekstrak Biji anggur ini melalui beberapa tahapan dan melibatkan berbagai pihak. Tahapan pertama adalah penelitian dasar, yaitu penelitian tingkat laboratorium yang melibatkan peneliti yang ada di perguruan tinggi yang dapat didanai oleh DIKTI dan Kementrian Ristek. Selanjutnya dilakukan uji efektivitas yang melibatkan laboratorium mikrobiologi dan sukarelawan. Tahap akhir adalah sosialisasi hasil penelitian dan kerja sama dengan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, perusahaan ekstrak tersandar, industri kosmetika dan farmasi . Peneliti yang dilibatkan dalam setiap proses penelitian dan pembuatan Hand Sanitizer Spray dari ekstrak biji anggur adalah peneliti di bidang bahan alam farmasi, farmasetika dan mikrobiologi.

3 komentar: